Indahnya sunset di candi Ratu Boko - Jika kita mengenal Candi Prambanan dan candi
Brorobudur sebagai situs arkeologi berbentuk candi, sebenarnya candi Ratu boko adalah bekas komplek istana megah dan sangat
luas diatas bukit, yaitu ±250.000 m².
Sebagai sebuah komplek istana yang megah, candi Ratu boko memiliki segala
komponen sebuah istana, ada gapura yang sangat megah, Pendopo, tiga balai
pertemuan sebagai tempat berkumpul sesuai dengan kasta masyarakat saat itu,
lapangan yang luas, tiga kolam pemandian, candi Keputren, candi pembakaran
(untuk membakar mayat), dan goa sebagai tempat menyepi.
Romantisme dan kemegahan |
Keindahan, kemegahan, sejarah dan
nuansa spiritual bersatu disini. Begitu matahari
mulai memerah diatas perbukitan sebelah barat komplek istana, sayup – sayup kita
dapat mendengar gamelan dan suara merdu sinden yang mengalun dari segroup
seniman Jogja di kaki Gapura. Duduk tenang
dilapangan berumput, menonton dramatisnya matahari jatuh kedalam ceruk
perbukitan. Siluet gapura dan siluet orang-orang
yang berjalan keluar masuk gapura menjadi moment yang sangat berharga untuk
diabadikan.
Man in frame |
Banyak nya orang yang berlalu
lalang bisa dijadikan model gratis untuk mempermanis hasil jepretan, maka
jangan lupa isi penuh batrai gadget kita sebelumnya. Banyak photographer yang siaga dengan kamera
dan tripodnya namun juga ada orang yang khusuk menikmati matahari yang jatuh
berlahan. Ada banyak abg yang berfoto
dengan gaya yoga ala-ala. Tapi ada juga
sekelompok mbak-mbak cantik yang yoga beneran.
Begitu ringkasan suasana dramatis di istana atau sering juga orang
menyebutnya candi Ratu Boko.
Oh iya, harga tiket masuk untuk
kita wisatawan dalam negeri Rp. 40.000 dan Rp. 400.000 untuk wisatawan
mancanegara. Dengan membayar tiket
seharga itu kita sudah dapat menikmati kemegahan komplek istana yang terawat, rapi
dan bersih ini. Sayangnya pengelolaan yang bagus oleh
pengelola masih terkotori tangan-tangan vadalist, ada beberapa bagian dari batu
candi dan dinding goa yang di coret-coret #disitu kita merasa sedih.
No comments:
Post a Comment