Sunday, November 12, 2017

Keramahan dan Keindahan, menyatu di Kepulauan Kei

Ikutan Panen Rumput Laut di Ngurtavur
Kepulauan Kei, ramah dan indah - Berkah dari jalan-jalan sendiri, gw banyak ketemu hal unik diperjalanan. Pernah meriang sendirian dipuncak tebing (kamar hotelnya di tebing-tebing gitu), ketika penginapan disana itu ternyata semua kosong dan ternyatanya lagi kamar gw persis bersebelahan dengan kuburan #diMedan.

Pernah dicurhatin ibu-ibu tentang kisah perjalanan hidupnya dari kisah asmara dia zaman baheula sampai anak-anaknya kehilangan kewarasan satu persatu #diMakasar

Pernah diajarin berenang sama nenek-nenek Jerman dilaut #diBanda Naira. Dan pernah juga diminta bapak-bapak untuk jadi mantunya #lokasi dirahasiakan.



Dan keunikan yang TER adalah, begini :

"maaf tante mau hadiahin nanda sesuatu, dirumah suka masak ga?"
"........eeee....mmmm... kadang-kadang aja Tan"

Demi menyelamatkan harga diri dan demi kejujuran. Kata 'kadang-kadang' kan cukup bergengsi untuk manusia setengah pemalas macam gw.

"Biasanya orang Padang kan jago masak, ini tente mau kasih oleh-oleh...... "

Melihat oleh-oleh dari beliau gw meriang dan bahagia dalam waktu bersamaan.
Meriang karena membayangkan keril gw yang udah se ton beratnya itu harus dijejeli lagi benda ini. Berat euy, lebih berat dari beban kehidupan #Bapeeer. Bahagiah adalah, karena wajah ke-Padang-an gw masih mencerminkan AHLI MASAK #berkah warung Padang dimana-mana. Jadi seperti Brain Washing yang luar biasa. Orang Padang jadi identik dengan pintar memasak. Branding yang sukses, bravo warung Padang.

Padahal jika tante itu tau, betapa nervous nya gw kalau disuruh masak rendang sendirian, seberapa hebat nya gw nyari alasan kalau disuruh bikin samba lado tanak. Betapa malasnya gw kalau kebagian suruh mengaduk gulai, ndak pernah ndak pacah santan. Serius, #mending gw disuruh mengaduk kata-kata apalagi disuruh mengaduk perasaan.


Disclaimer :
Selain ketiga jenis masakan diatas, masih berani lah terima tantangan, sekalipun bakal berkeringat dingin karenanya.

Nah oleh-oleh yang dikasih si Tante ini adalah WAJAN. Wajan Besi. You know lah berat satu wajan itu berapa.  Gw disuruh sitantenya milih diantara dua wajan, yang besar dan yang sedang #pilihan yang, ah sudahlah. Ya Allah, kalau gw bisa sulap tuh wajan, pengen deh rasanya ngejadiin tuh wajan sebesar gantungan kunci belaka.

Dan begitu gw telpon emak, buat 'ngadu' tentang oleh-oleh terberat yang pernah gw terima dalam hidup ini, si amma bukannya ngebelain kapasitas tulang belakang gw gitu, e malah bilang gini 'ya udah Ilen bawa aja itu kuali, itu oleh-oleh yang bisa dipakai seumur hidup, biar Ilen lebih rajin masak kalau lagi dirumah'.
Hiks malah dikatain

WAJAN dari Kepulauan KEI
Canggih kan wajan gw😂😂😂😂
Dan akan gw jadiin wajan terindah yang pernah gw punya.

No comments:

Post a Comment

POPULAR ENTRIES

Mama Bandaku

"Rezeki bisa berup a teman yang bisa dipercaya saat kita perlu menangis " Ini adalah hari kedua puluh dari traveling terlamak...